Mungkin ada beberapa orang yang belum tahu apa itu Google Carboard
dan apa itu Virtual Reality (VR). Saya kasih tahu dulu.
Pada acara tahunan Google I/O tahun 2014 (Juni lalu), google memperkenal inovasi dan produk-produk barunya. Di kesempatan itu, salah satu divisi memperkenal kacamata dari kardus yang diberi nama Google Cardboard. Fungsinya adalah untuk merasakan Virtual Reality seperti layaknya gadget VR lain yang lebih mahal. Oculus Rift contohnya. Ini Videonya.
Sejak awal kemunculan VR buatan google ini, saya benar-benar penasaran dan ingin memiliki dan mencobanya. Infonya sih waktu itu dijual secara bebas seharga $20. Tapi apakah akan sampai ke Indonesia? Saya ragu.
Memang sih ada cara untuk DIY juga (bikin sendiri), tapi kan tetap perlu memesan Lensa khusus dan magnet.
Setelah menunggu beberapa minggu akhirnya ada beberapa info penjual di Indonesia. Harganya bervariasi di kisaran 200 ribu rupiah. Saya ragu untuk membeli, karna ini kan cuma kardus, masa' sampai semahal itu? Okelah, anggap lensanya yang mahal, tapi saya cari tau, Biconvex lenses itu cuma kisaran 60-80 ribuan.
Well..well..
Akhirnya saya beli juga Google Cardboard ini karena penasaran dengan pengalaman orang-orang yang sudah mencobanya. Kemarin-kemarin, saya juga menemukan penjual di internet yang cuma mematok harga $8. Sudah komplit dengan head strap juga. Wah, kayaknya saya beli yang ini saja.
Si penjual memang bilang, alasan murah karna kualitasnya biasa. Kardusnya tipis, dan lensanya mungkin yang murah. Tapi overall, berfungsi seperti yang saya harapkan.
Smartphone yang saya pakai Xiaomi Redmi 1s dan untungnya sudah support segala sensor yang diperlukan untuk menjalan aplikasi Cardboard. Benar-benar henpon segala bisa, murah pula. Haha.
Pertama, saya coba install aplikasi Cardboard dari playstore, lalu mencoba menu Windy Day, film animasi pendek untuk percobaan. Ternyata KEREN! Seperti benar-benar Virtual Reality beneran.
Saya ga bisa memberi screenshoot karena kalau dilihat di layar henpon sih seperti video biasa hanya saja dibagi menjadi 2, satu untuk mata kanan, satu untuk mata kiri. Tapi ketika memakai Google Cardboard, gambar tersebut akan diterjemahkan menjadi seperti tepat di depan mata kita karena lensa tadi. Seperti masuk ke dunia virtual!
Bisa juga melihat photosphere dan street view. Lalu menjelajah google earth dan menonton video youtube.
Lalu saya coba-coba aplikasi lain dan beberapa berjalan lancar. Bahkan sudah ada gamenya juga.
Sayangnya tidak banyak aplikasi bagus. Dan beberapa aplikasi masih banyak bug. Seperti tidak bisa kembali atau keluar dari aplikasi kecuali menekan tombol home.
Bahkan aplikasi cardboad official dari google pun masih ada bug untuk henpon saya seperti layar kiri kanan yang tidak terbentang penuh di henpon.
Sepertinya kita masih mesti sabar menunggu developer menggarap serius aplikasi-aplikasi yang kompatibel.
Selain itu, hasil gambar yang dihasilkan juga tergantung besaran ppi pada layar masing-masing smartphone. semakin besar ppi, maka akan menghasilkan gambar yang lebih bagus. Karena logikanya kita seperti melihat gambar di layar henpon kita sendiri secara landscape dan dibagi dua, lalu di zoom secara maksimal tepat di depan mata kita sehingga seolah-olah ada layar sebesar layar bioskop di hadapan kita.
Ok Google. Well done and Good job.
Ditunggu aplikasi-aplikasi kerennya untuk Cardboad ini.
Pada acara tahunan Google I/O tahun 2014 (Juni lalu), google memperkenal inovasi dan produk-produk barunya. Di kesempatan itu, salah satu divisi memperkenal kacamata dari kardus yang diberi nama Google Cardboard. Fungsinya adalah untuk merasakan Virtual Reality seperti layaknya gadget VR lain yang lebih mahal. Oculus Rift contohnya. Ini Videonya.
Sejak awal kemunculan VR buatan google ini, saya benar-benar penasaran dan ingin memiliki dan mencobanya. Infonya sih waktu itu dijual secara bebas seharga $20. Tapi apakah akan sampai ke Indonesia? Saya ragu.
Memang sih ada cara untuk DIY juga (bikin sendiri), tapi kan tetap perlu memesan Lensa khusus dan magnet.
Setelah menunggu beberapa minggu akhirnya ada beberapa info penjual di Indonesia. Harganya bervariasi di kisaran 200 ribu rupiah. Saya ragu untuk membeli, karna ini kan cuma kardus, masa' sampai semahal itu? Okelah, anggap lensanya yang mahal, tapi saya cari tau, Biconvex lenses itu cuma kisaran 60-80 ribuan.
Well..well..
Akhirnya saya beli juga Google Cardboard ini karena penasaran dengan pengalaman orang-orang yang sudah mencobanya. Kemarin-kemarin, saya juga menemukan penjual di internet yang cuma mematok harga $8. Sudah komplit dengan head strap juga. Wah, kayaknya saya beli yang ini saja.
Si penjual memang bilang, alasan murah karna kualitasnya biasa. Kardusnya tipis, dan lensanya mungkin yang murah. Tapi overall, berfungsi seperti yang saya harapkan.
Smartphone yang saya pakai Xiaomi Redmi 1s dan untungnya sudah support segala sensor yang diperlukan untuk menjalan aplikasi Cardboard. Benar-benar henpon segala bisa, murah pula. Haha.
Pertama, saya coba install aplikasi Cardboard dari playstore, lalu mencoba menu Windy Day, film animasi pendek untuk percobaan. Ternyata KEREN! Seperti benar-benar Virtual Reality beneran.
Saya ga bisa memberi screenshoot karena kalau dilihat di layar henpon sih seperti video biasa hanya saja dibagi menjadi 2, satu untuk mata kanan, satu untuk mata kiri. Tapi ketika memakai Google Cardboard, gambar tersebut akan diterjemahkan menjadi seperti tepat di depan mata kita karena lensa tadi. Seperti masuk ke dunia virtual!
Bisa juga melihat photosphere dan street view. Lalu menjelajah google earth dan menonton video youtube.
Lalu saya coba-coba aplikasi lain dan beberapa berjalan lancar. Bahkan sudah ada gamenya juga.
Sayangnya tidak banyak aplikasi bagus. Dan beberapa aplikasi masih banyak bug. Seperti tidak bisa kembali atau keluar dari aplikasi kecuali menekan tombol home.
Bahkan aplikasi cardboad official dari google pun masih ada bug untuk henpon saya seperti layar kiri kanan yang tidak terbentang penuh di henpon.
Sepertinya kita masih mesti sabar menunggu developer menggarap serius aplikasi-aplikasi yang kompatibel.
Selain itu, hasil gambar yang dihasilkan juga tergantung besaran ppi pada layar masing-masing smartphone. semakin besar ppi, maka akan menghasilkan gambar yang lebih bagus. Karena logikanya kita seperti melihat gambar di layar henpon kita sendiri secara landscape dan dibagi dua, lalu di zoom secara maksimal tepat di depan mata kita sehingga seolah-olah ada layar sebesar layar bioskop di hadapan kita.
Ok Google. Well done and Good job.
Ditunggu aplikasi-aplikasi kerennya untuk Cardboad ini.